Mitos Seks dan Kehamilan

parent-guide.jpg
Meski banyak yang tahu mitos tak selalu benar tapi masih saja banyak yang mematuhinya. Sekali lagi kami suguhkan berbagai mitos seputar kehamilan dan seks agar tak terperangkap dalam ketakutan.

Tak hanya mitos tentang makanan dan aktivitas yang melingkupi kehamilan. Mitos yang berkaitan dengan seks saat hamil juga beredar di masyarakat. Anda mungkin tersenyum dan merasa geli mendengarnya. Namun tetap saja ada yang meyakininya. Malah ada pula yang menganggapi sebagai kebenaran. Karena dianggap benar, maka perilaku seksual juga mempengaruhi dan mengikuti informasi yang salah sesuai dengan mitos itu. Walau terdengar tidak mungkin, banyak orang meyakini mitos seksual tertentu dan mempercayainya. Berikut penjelasan ketidakbenaran dari mitos tersebut dan yang sebenarnya terjadi ketika melakukan hubungan intim.

hubungan seks terlalu sering menyebabkan keguguran
mitos yang satu ini kerap terdengar setelah seorang ibu hamil mengalami keguguran. Tak bisa serta merta mengiyakan atau menolak mitos ini. Bisa benar jika sebelum kehamilan yang gugur ini ibu pernah mengalami keguguran. Karena riwayat kesehatan dan kehamilan sebelumnya sangat mempengaruhi kondisi kehamilan berikutnya. Mitos ini bisa salah jika ternyata riwayat kehamilan tak ada keguguran atau terjadi saat kehamilan pertama. Maka agar terhindar dari resiko ini dokter menyarankan 3 jangan pada hubungan seks saat hamil. Aturan tak tertulis ini hanya berlaku pada kehamilan muda dan trimester akhir.

Pertama jangan penetrasi terlalu dalam karena dikuatirkan akan menyentuh mulut rahim. Lalu, jangan kasar saat berhubungan seks sehingga membahayakan ibu dan janin. Terakhir, jangan menghisap puting payudara terlalu kuat karena akan menyebabkan rahim kontraksi. Jika ini terjadi bisa memicu keguguran.
Jika ingin bayi kembar berhubungan sekslah saat hamil.
Tak ada satu pun pendapat ilmiah yang membenarkan mitos ini. Literatur tentang kehamilan pun tak bisa memberi penjelasan tentang mitos ini. Pada dasarnya tak ada kaitan antara janin dengan sperma yang masuk ke rahim saat hamil. Setelah janin ada di rahim sperma tak bisa masuk lagi. Janin yang berkembang dalam rahim membuat mulut rahim tersumbat dan tak dapat dimasuki.

selama hamil harus sering berhubungan seks agar bayi sehat.
Mitos ini yang paling sering terdengar dan beredar di masyarakat. Akibatnya, banyak pasangan suami istri yang mengharuskan bahkan memaksakan untuk berhubungan intim. Hal itu karena menurut anggapan tersebut siraman sperma membuat bayi dalam rahim tumbuh subur dan sehat. Padahal sejak menjadi janin tak ada hubungan lagi antara keduanya. Bahkan pertumbuhan janin tak berkaitan dengan sperma. Justru kualitas sperma yang berhasil membuahi sel telur yang mempengaruhi kesehatan kehamilan.
Posisi hubungan saat hamil menentukan jenis kelamin.

Jika semasa kuliah beredar anggapan posisi menentukan prestasi maka dalam hubungan seks beredar posisi menentukan jenis kelamin. Posisi yang dimaksud yakni saat memulai hubungan seksual. Jika pria memulai dari kiri dan mengakhiri di sebelah kanan maka bayi yang akan lahir laki-laki. Bila dilakukan sebaliknya maka perempuanlah yang akan dilahirkan. Lagi-lagi, tak ada kaitan antara posisi awal berhubungan dengan jenis kelamin bayi. Jenis kelamin ditentukan oleh jenis sperma yang berhasil membuahi sel telur. Untuk lebih jelas berikut penjelasannya, bila sperma dengan kandungan kromosom X yang membuahi sel telur maka akan terbentuk bayi perempuan. Sebaliknya, sperma dengan kromosom Y yang membuahi sel telur akan menghasilkan bayi laki-laki.
Hamil tak boleh berhubungan seks agar janin tak terganggu.

Berbeda dengan mitos lain yang menganjurkan untuk berhubungan seks mitos ini justru sebaliknya. Anggapan ini pun tak bisa dibenarkan.  Sayangnya, lebih banyak orang yang percaya daripada yang mengabaikannya. Menurut mereka yang percaya hubungan seks dapat mengganggu tumbuh kembang janin. Tak ada alasan ilmiah yang mendukung mitos ini. Hubungan seks boleh saja dilakukan asal kondisi kehamilan tak bermasalah atau tak ada riwayat keguguran. Sehingga boleh saja dilakukan seperti sebelumnya.
kehamilan membuat hasrat seksual wanita lenyap.

Saat memasuki kehamilan hasrat wanita untuk berhubungan tak lantas lenyap 100%. Perubahan hormon memang menyebabkan gairah seks pada beberapa wanita menurun. Jika ini terjadi cobalah perkaya pengetahuan tentang fungsi seksual dengan segala kemungkinan perubahan yang terjadi akibat hormon dan lainnya. Selain itu bisa dengah cara melakukan rangsangan seksual. Bisa dengan mengubah rutinitas seksual yang itu-itu saja atau mencari tambahan pengetahuan dari membaca buku. Langkah lain yang bisa juga ditempuh perkaya pula kebiasaan-kebiasaan positif sebelum berhubungan. Misalnya Anda bisa meminta pasangan melakukan pijatan-pijatan lembut dan sensual. Sebelum  benar-benar berhubungan lakukan pembicaraan-pembicaraan yang mesra dan hangat.  Namun ada juga wanita yang mengalami peningkatan gairah di saat kehamilan muda. Jadi mitos ini bisa Anda abaikan atau merasa aneh karena perubahan hormon dalam tubuh seseorang memang tak selalu sama.




    Leave a comment